BANDUNG – Sebanyak 203 Pengungsi korban longsor di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung mengakui bantuan pangan dan obat-obatan sangat berlimpah. Hanya yang sedikit susah adalah ketersediaan air bersih dan MCK.
Usai shalat maghrib, Jumat petang (9/5/2015) nampak seorang pria
berceramah di hadapan anak-anak pengungsi di atas panggung yang tersedia
di Balai Desa Margamukti. Anak-anak nampak serius mendengarkan,
sesekali tertawa dengan humor dari penceramah, seorang pria muda.
Iyus, salah seorang pengungsi, mengaku mengungsi bersama-sama di Balai
Desa karena memang tak punya pilihan lain selain tinggal di sana.
“ Bantuan makanan tidak susah. Penyaluran bantuan lancar. Obat-obatan
juga aman. Yang sedikit susah adalah ketersediaan air bersih dan MCK,”
ujar Iyus. Hal itu dibenarkan Refi Koswara, Ketua RT 01/RW 15. “ Orang
sebanyak itu, ditambah para relawan, kalau tidak ada penambahan saluran
air dan MCK darurat, cukup menyusahkan,” katanya.
Refi Koswara menambahkan, senyaman apapun diberikan kepada para
pengungsi, tidak akan membuat betah. “ Paling mereka bertahan satu
sampai dua minggu. Setelah itu mereka ingin kehidupan normal kembali
sebagaimana sediakala,” katanya.
Refi berharap pihak-pihak yang terkait dengan ‘nasib’ para pengungsi
segera mengambil keputusan tentang rencana-rencana yang akan dilakukan
untuk membantu para pengungsi pasca bencana longsor terjadi
Sebanyak 203 Pengungsi korban longsor di Kampung
Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung
mengakui bantuan pangan dan obat-obatan sangat berlimpah. Hanya yang
sedikit susah adalah ketersediaan air bersih dan MCK.(ajm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar