Lebih dari 40 jiwa meregang nyawa tertimbun tumpukan tanah longsor yg ambles dari tebing setinggi puluhan meter. Meski mungkin saja potensi bencana longsor dapat diprediksi bersama memicu alarm penanda pergerakan tanah, tetapi konsisten saja keadaan bangunan hunian yg dibangun dekat sekali dgn tebing curam memicu potensi longsor. Kenyataannya kajian mengenai daerah rawan longsor belum jadi pertimbangan penduduk dalam membangun rumah.
Mengkaji potensi bencana longsor di Indonesia, Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana bahkan mempunyai detil data yg lebih mengkhawatirkan. Menurut hitungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, ada 275 daerah rawan longsor di semua Indonesia. Sebahagian besar nya berada di Propinsi Jawa Tengah & ja-bar.
Dari beberapa ratus titik daerah rawan longsor itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana memperkirakan ada lebih dari 40,9 juta penduduk yg menempati kawasan rawan longsor. Artinya ada risiko 40 juta jiwa masyarakat terpapar bencana tanah longsor kapan pula, apa juga pemicunya. Jumlah risiko 40 juta jiwa penduduk terancam longsor ini juga mampu dibilang gemilang. Kalau risiko bencana longsor tidak mampu diminimalkan, tiap-tiap kali ada bencana longsor, bisa jadi dapat jatuh korban jiwa saking sebanyak risiko jiwa yg hidup dalam potensi longsor.
Selagi ini menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, masyarakat lokal di tepian bukit & gunung terjal lebih tidak jarang mengabaikan potensi longsor yg tersaji di depan mata. Kepada mereka telah paham keadaan hidup mereka dikelilingi risiko bencana longsor. Tetapi mahalnya harga tanah & hunian di tempat aman pula ketidakpedulian masyarakat menyebabkan sejumlah hunian yg di bangun persis di tepian bukit terjal rawan longsor. Potensi itu serta semakin meningkat lagi disaat intensitas hujan meningkat signifikan.
Kenekatan penduduk membangun ruangan hunian di daerah rawan longsor juga jadi gambaran betapa lemahnya pengawasan pemerintah daerah dalam mengatur implementasi tata tempat di Indonesia, khususnya di daerah terpencil di balik bukit terjal & gunung tinggi.
Padahal sampai kini pemerintah pusat mengaku telah mengirimkan ribuan peta keadaan rawan longsor di Indonesia cepat ditujukan pada pemerintah daerah setempat. Tapi upaya mitigasi & kesiapsiagaan bencana longsor itu dipercaya masihlah minim perhatian. Bahkan alarm peringatan dini yg dibangun di ruang rawan longsor amat sering rusak dikarenakan tak dirawat & dipakai dengan cara seharusnya.
sumber blog.act.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar