Senin, 30 November 2015

Sholat Terakhir, Kisah Haru Bencana Tanah Longsor Tasikmalaya

tanah-longsor-tasikmalaya

Memasuki periode penghujan, perlahan tanah yg kering beralih jadi tanah becek yg rapuh tetapi subur. Hujan yg datang tidak senantiasa mengambil keberkahan, telah jadi rahasia umum bahwa masa hujan yg datang di Indonesia terkadang dapat mengambil bencana lain berupa banjir & tanah longsor. Satu wilayah yg teratur terkena dua tipe bencana ini merupakan Jawa Barat.

Bahkan, Gubernur ja-bar Ahmad Heryawan dengan cara terang-terangan sudah mengeluarkan ketentuan bahwa kawasan Jawa Barat sekarang sedang berada dalam keadaan waspada 1 banjir & tanah longsor, seperti yg dikutip dari pemberitaan page CNN Indonesia.

Hasilnya, prediksi bencana tanah longsor yg meneror jabar pula terbukti. Suatu kisah haru terekam dalam bencana longsor Tasik.

Dilaporkan oleh page Tindakan Langsung Tanggap, hujan teramat deras yg mengguyur sebahagian Jawa Barat terhadap Rabu (25/11) lebih kurang pukul 15.30 WIB sudah memicu bencana longsor di Kampung Tagog, Desa Karang Mukti, Kecamatan Salawu, Kab Tasik. Akibat dari tanah longsor yg berjalan amat sangat serta-merta itu, satu orang penduduk Kampung Tagog tewas tertimbun longsoran.

“Akang ingin solat dahulu di mushola,” papar Ujang terhadap istrinya, Imas Masitoh (48). Istri dari buruh harian itu pula patuh terhadap suaminya. Dirinya pulang apalagi dulu, terjadi menuju rumah, tetap ditemani rintik hujan. Imas tidak menyangka itu ialah solat asyar terakhir suaminya, Ujang Rustaman (51).

Hujan deras mengiri malaikat maut menjemput Ujang pukul 15.30 Wib, Rabu (25/11), kala longsor itu menyeret suatu rumah, satu rumah makan, mushola, & toko apotek. Seluruh properti tersebut jatuh ke jurang sedalam 30 m lantaran terseret longsor. Longsor susulan berlangsung pukul 18.00 Wib. Lima rumah juga kembali terancam hancur, oleh lantaran terjadinya pergerakan tanah, seperti dilaporkan AKBP Susnadi seperti dilansir Republika.co.id.

Berdasarkan laporan dari aktivis Penduduk Relawan Indonesia (MRI) Jawa Barat Salman Al-Farisi, kala bencana longsor berjalan, Ujang dgn Imas meneduh di area terjadinya longsor. Menyaksikan dikala yg sebentar lagi masuk dikala solat Asar, Ujang menyuruh istrinya pulang lebih-lebih dulu.

“ Akang ingin solat lalu di mushola,” tutur Ujang terhadap istrinya. Sebelum solat, menurut penuturan istrinya, Ujang mandi apalagi dulu di ruang pemandian umum. Baru kemudian menuju mushola.

Tetapi, itu nyatanya menjadi solat terakhir Ujang. Sebab bangunan mushola ruangan Ujang menyembah Tuhannya tiba-tiba berderak langsung, & blaasss….lantai mushola amblas ke bawah jatuh ke jurang sedalam 30 m. Ujang serta tertimbun tanah. Ujang jadi satu-satunya korban manusia di peristwa longsor tersebut.

Kamis,(26/11), Perbuatan Segera Tanggap Cabang Bandung mengirimkan tim berkunjung ke rumah istri almarhum di Kampung Pamoyan, RT 16/03, Desa Karang Mukti, Kecamatan Salawu, Tasik. Pada keluarga almarhum Ujang Rustaman, khususnya istrinya Imas Masitoh, tim mengatakan bela sungkawa & mengatakan pertolongan duit cash buat keluarga korban. Tim ACT pun ikut pencarian jenazah dengan Lembaga kebencanaan daerah setempat. Jenazah Ujang hasilnya ditemukan kepada hri Ahad sore (29/11). (act.id)

“ Kami mengemukakan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Bpk Ujang, & insya Allah dirinya khusnul khotimah, dikarenakan wafat ketika hendak atau sedang menjalankan solat (Asyar),” tutur Atep, sapaan akrap Salman Alfarisi.

img : tempo.co
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar