Kamis, 23 Juni 2016

Masih Ada Potensi Longsor di Donorati Purworejo


Resiko dari gejala ini juga tersaji ekstrem Pekan (19/6) tempo hari, guyuran hujan lebat melanda hampir seluruhnya wilayah Jawa Tengah sepanjang hri. Durasi hujan lebat itu bahkan membasahi Tanah Jawa hampir 24 jam tidak dengan henti.

Situasi inilah yg saat ini sedang menyelimuti malam-malam gelap di Desa Donorati Kecamatan Purworejo & Desa Karangrejo Kecamatan Loano, Kab Purworejo, jateng. Dua desa di balik bukit-bukit tinggi sebelah barat Kota Purworejo ini baru saja dihantam bencana longsor di sekian banyak ruang sekaligus Mingggu (19/6) petang selepas berbuka puasa.

SubmitDua puluh empat jam pasca kejadian, atmosfer duka itu tetap terasa di dua desa ini. Tubuh Penanggulangan Bencana Daerah Kab Purworejo menyatakan, hitungan terakhir jumlah korban tewas tertimbun longsor di Karangrejo & Donorati nyaris mencapai 40 jiwa & tetap bertambah seiring dgn proses pencarian korban yg tetap tetap dilakukan. Meski berlainan kecamatan, dua ruang titik longsor terparah di Purworejo ini berada dalam satu garis lurus. Membuka oleh jalan desa yg sama, cuma terpaut sekira 4 kilo meter dgn akses yg waktu ini terputus.

Sembari menyambung tindakan evakuasi sekian banyak jasad yg masihlah terkubur dalam tumpukan tanah longsoran setinggi puluhan meter, Tim Disaster Emergency and Relief Management (DERM) Tindakan Serentak Tanggap menyimak betul suasana duka yg sedang melingkupi seluruhnya segi dua desa ini. Dalam gulita temaram cahaya lampu seadanya, Ramadhan masih bersua di Donorati & Karangrejo. Ribuan jiwa penduduk di dua desa ini hidup juga sebagai petani kebun mengandalkan tanah-tanah subur di lereng bukit yg curam & lembah yg terjal. Kepungan longsor mengintai kapan juga.

“Tanah setinggi lebih dari 50 meter ini diawal mulanya dimanfaatkan masyarakat Donorati utk kebun tumpang sari. Apa saja ditanam utk menambahkan hidup. Kami sama sekali nggak menyangka longsor dapat berlangsung hingga separah ini. Padahal kebun-kebun di lerang itu telah dibangun bersama wujud terasering (berundak-undak seperti tangga, -red) supaya tak curam & longsor. Namun hujan sore tempo hari deras sekali. Tebing itu serentak ambrol menimpa tidak sedikit hunian di bawahnya,” kisah Paryoto, Kepala Desa Donorati ditemui seusai memandikan satu jenazah yg baru saja ditemukan di balik tumpukan tanah itu.
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar